Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu bukti sejarah yang masih bisa kita lihat hingga saat ini adalah peninggalan Belanda yang tersebar di berbagai daerah. Belanda pernah menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun dan meninggalkan banyak jejak berupa bangunan, monumen, dan artefak. Beberapa di antaranya adalah benteng-benteng yang digunakan sebagai tempat pertahanan dan pemerintahan Belanda.
Benteng-benteng peninggalan Belanda ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Selain itu, benteng-benteng ini juga memiliki arsitektur yang menarik dan kokoh, sehingga menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung. Berikut adalah beberapa benteng peninggalan Belanda di Indonesia yang bisa Anda kunjungi:
Benteng Pendem Van Den Bosch
Benteng ini terletak di Ngawi, Jawa Timur, dan dibangun pada tahun 1845-1847 atas perintah Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Benteng ini merupakan benteng terbesar di Pulau Jawa dan menjadi saksi sejarah perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda. Benteng ini memiliki luas sekitar 10 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti barak, gudang, rumah sakit, gereja, dan penjara. Benteng ini juga dikelilingi oleh parit yang lebar dan dalam1.
Benteng Vastenbur
Benteng ini terletak di Solo, Jawa Tengah, dan dibangun pada tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff. Benteng ini merupakan markas utama bagi militer Belanda di Kota Solo dan menjadi tempat perundingan antara Belanda dengan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada tahun 1948. Benteng ini memiliki luas sekitar 4 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti istana, rumah dinas, gudang, kantor, dan gereja. Benteng ini juga memiliki taman yang indah dan lapangan yang luas2.
Benteng Marlborough
Terletak di Bengkulu, Sumatera Selatan, dan dibangun pada tahun 1713-1719 oleh Kompeni Inggris. Benteng ini merupakan benteng terkuat di Asia Tenggara pada masanya dan menjadi tempat pengasingan Bung Karno pada tahun 1938-1942. Benteng ini memiliki luas sekitar 44 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti rumah komandan, barak, gudang, rumah sakit, gereja, dan museum. Benteng ini juga memiliki tembok yang tebal dan tinggi serta meriam-meriam yang besar3.
Benteng Rotterdam
Benteng ini terletak di Makassar, Sulawesi Selatan, dan dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9, Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Benteng ini merupakan benteng terbesar di Sulawesi Selatan dan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Gowa hingga jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1667. Benteng ini memiliki luas sekitar 2 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti istana, masjid, museum, perpustakaan, dan galeri seni. Benteng ini juga memiliki tembok yang kokoh dan pintu gerbang yang megah.
Benteng Kuto Besak
Benteng ini terletak di Palembang, Sumatera Selatan, dan dibangun pada tahun 1780 oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. Benteng ini merupakan benteng terbesar di Sumatera Selatan dan menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Palembang hingga diserang oleh Belanda pada tahun 1821. Benteng ini memiliki luas sekitar 2,5 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti istana, masjid, museum, dan monumen. Benteng ini juga memiliki tembok yang tebal dan tinggi serta menghadap ke Sungai Musi.
Benteng Belgica
Benteng ini terletak di Banda Neira, Maluku, dan dibangun pada tahun 1611 oleh Kompeni Belanda. Benteng ini merupakan benteng pertama yang dibangun oleh Belanda di Indonesia dan menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Banda. Benteng ini memiliki luas sekitar 0,5 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti rumah komandan, barak, gudang, kantor, dan gereja. Benteng ini juga memiliki tembok yang kuat dan meriam-meriam yang berjajar.
Benteng Duursted
Benteng ini terletak di Saparua, Maluku, dan dibangun pada tahun 1676 oleh Kompeni Belanda. Benteng ini merupakan benteng terbesar di Pulau Saparua dan menjadi tempat perlawanan rakyat Saparua yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura melawan Belanda pada tahun 1817. Benteng ini memiliki luas sekitar 1 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti rumah komandan, barak, gudang, kantor, dan museum. Benteng ini juga memiliki tembok yang kokoh dan pintu gerbang yang unik.
Benteng Somba Opu
Benteng ini terletak di Gowa, Sulawesi Selatan, dan dibangun pada tahun 1525 oleh Raja Gowa ke-14, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Benteng ini merupakan benteng terbesar di Sulawesi Selatan dan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Gowa hingga hancur akibat serangan Belanda pada tahun 1669. Benteng ini memiliki luas sekitar 2 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan seperti istana, masjid, museum, dan taman. Benteng ini juga memiliki tembok yang tinggi dan lebar serta menghadap ke laut.
Itulah beberapa benteng peninggalan Belanda di Indonesia yang bisa Anda kunjungi sebagai wisata sejarah. Dengan mengunjungi benteng-benteng ini, Anda bisa belajar tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah serta menikmati keindahan arsitektur khas Belanda. Selamat berwisata!